Powered By Blogger

Jumat, 26 Maret 2010

PSS SLEMAN 1 VS 1 PERSIKU KUDUS

Langkah PSS Sleman untuk lepas dari jerat degradasi harus terhambat karena ditahan imbang 1-1 oleh Persiku Kudus dalam dalam Liga Joss Indonesia di Stadion Maguwoharjo Sleman, Jumat (26/3) sore.

Sebenarnya sejak awal masing-masing tim mampu memperagakan permainan menyerang. Hanya saja, pada babak pertama, pemain PSS Sleman terlihat bermain dengan penuh beban. Hal ini mampu dimanfaatkan Persiku dengan lebih agresif memberikan tekanan. Namun, penyelesaian akhir yang masih lemah belum dapat membuahkan gol.

Memasuki babak kedua, tim tuan rumah berusaha mengambil kendali permainan. Semangat PSS Sleman pun berkibar pada menit ke-67 setelah M Eksan berhasil menjebol gawang Persiku. Berawal dari sodoran bola dari Nkomo Josep, M Eksan yang berdiri bebas dengan sigap meneruskan dengan tendangan first timenya yang melengkung dan tak mampu dihalau kiper Persiku.

Namun, kegembiraan PSS tidak berselang lama. Tertinggal 0-1 ternyata tidak membuat Persiku patah arang. Mereka pun justru menggempur lin6i belakang PSS Sleman dan memaksanya untuk bermain bertahan. Gol penyeimbang pun berhasil diciptakan oleh Cristian Bekatal pada menit ke-80 karena kesalahan Barep yang terlalu maju dalam menghalau bola. Skor imbang 1-1 ini pun semakin menyulitkan langkah PSS Sleman keluar dari zona degradasi.

Tiga kartu kuning dikeluarkan wasit Mulyadi dari Bogor, Masing-masing untuk Awang Agus dari PSS, serta Abong dan Cristian Bekalat dari Persiku.

Usai pertandingan, official tim dari PSS Sleman tidak terima dengan kepemimpinan wasit yang dinilai tidak fair. Mereka pun berusaha mengejar wasit hingga di luar lapangan. Namun, berkat pengamanan yang diberikan oleh petugas, wasit Mulyadi berhasil keluar dengan aman meski dihujani dengan kata-kata makian.

Dari kubu PSS Sleman, selain kecewa dengan kepemimpinan wasit, pihaknya juga akan melakukan evaluasi kepada para pemain. Terkait dengan permainan anak asuhnya, Singh Bettay mengaku, masih perlu perbaikan lagi. " Setelah menang 1-0 tadi, anak-anak terlihat bertahan. Padahal saya tidak menginstruksikan hal itu. Namun mungkin juga hal itu dilakukan karena banyaknya gempuran dari Persiku," tandas sang arsitek baru PSS ini.

Kini, harapan PSS masih akan ditentukan pada laga Selasa (30/3) melawan PSIR mendatang. Jika kalah maupun imbang, sementara Persiku mampu menang atas PSIM, maka PSS harus terdegradasi.

"Jangan Pernah Lelah Mendukung PSS Apapun Keadaannya"

Rabu, 17 Maret 2010

kata-kata mutiara

Ketika kita berada di tempat, pada saat yang tepat, itulah kesempatan..
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu
tertarik, itu bukan pilihan, itu kesempatan...
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun
Adalah kesempatan...
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan...
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang
walaupun apapun yang terjadi, itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih
menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap
memilih untuk mencintainya, itulah pilihan...
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang bagai kesempatan pada
kita.Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan...
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang
mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap
bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada
seseorang yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk
mendapatkannya, atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai
dan tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan
yang harus kita lakukan...
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang
sempurna untuk
dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang
tidak sempurna
dengan cara yang sempurna...

Senin, 15 Maret 2010

Berbicara Dengan Calon Istri Lewat Telepon

Laki-laki berbicara kepada perempuan yang dilamarnya hukum-nya boleh-boleh saja setelah lamarannya disetujuinya, sedangkan pembicaraan dimaksudkan untuk saling memahami, sebatas keperluan dan tidak mengandung unsur fitnah. Namun jika hal itu dilakukan melalui walinya adalah lebih baik dan lebih terpelihara dari sesuatu yang meragukan.

Adapun pembicaraan melalui telepon yang terjadi antara laki-laki dengan perempuan dan antara pemuda dengan pemudi yang belum terjadi khitbah (lamaran) di antara mereka, yang dilakukan untuk saling kenal (sebagaimana mereka sebutkan), adalah perbuatan munkar dan diharamkan, dapat mengundang fitnah dan terjerumus ke dalam perbuatan keji (zina).
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik," (Al-Ahzab: 32).

Oleh karena itu, seorang perempuan tidak boleh berbicara kepada seorang lelaki asing (bukan muhrimnya) kecuali bila terpaksa dan itupun dengan perkataan yang ma'ruf tidak ada unsur fitnahnya dan tidak mengundang keraguan.

Para ulama telah menegaskan bahwasanya perempuan yang sedang berihram boleh bertalbiyah namun tidak boleh menyaringkan suaranya.

Di dalam hadits disebutkan:
"Sesungguhnya bertepuk tangan itu milik perempuan. Maka barang siapa yang di dalam shalatnya merasa ada kesalahan maka hendaknya mengatakan "Subhanallah." (Al-Bukhari dan Muslim).

Semua keterangan di atas menunjukkan bahwasanya perempuan tidak memperdengarkan suaranya kepada laki-laki kecuali pada kondisi-kondisi yang diperlukan untuk berbicara kepada mereka dengan tetap menjaga rasa malu dan kesopanan.

Stress Dan Depresi

Depresi adalah penyakit yang menyerang "keseluruhan hidup seseorang", meliputi seluruh tubuh, suasana perasaan dan pikiran. ia juga mempengaruhi pola makan dan tidur. Para klinikus percaya bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan penting dalam terjadinya depresi (Comer, 1995) menemukan bahwa dokter-dokter terkemuka mengatakan bahwa depresi itu berasal dari peristiwa-peristiwa yang penuh dengan stres. Peristiwa hidup yang penuh stress juga mengawali munculnya schizoprenia, anxiety disorder dan gangguan psikogis lainnya. Sumber stress seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, kegagalan dan tekanan pekerjaan dapat memberi sumbangan untuk munculnya depresi (Kendler et al, 1991). Sarason & Sarason (1993) menyatakan bahwa depresi dapat juga disebabkan karena ada faktor gen atau karena tidak berfungsinya beberapa faktor fisiologis yang mungkin diwarisi ataupun tidak.
Stres dan Depresi tidak mengenal batas usia, jenis kelamin, kedudukan, suku, maupun ras. Penderita depresi perlu melakukan terapi secara tepat. Hal ini untuk menghindari konsekuensi bila tidak mencapai kesembuhan. Konsekuensi yang dimaksud yaitu: kendala psikososial berkepanjangan, memperburuk prognosis, menambah beban pelayanan medis, meningkatnya risiko bunuh diri dan penyalahgunaan zat, serta meningkatnya risiko kekambuhan. Terapi yang biasa dilakukan adalah medikasi antidepresan, konsultasi psikologi, istirahat total serta relaksasi jiwa dan pikiran.

Minuman Instan Seledri : Penunjang Terapi Kanker Praktis dan Ekonomis

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker penyebab kematian di dunia setelah kanker paru-paru, perut, hepar, dan kolon dengan insidensi sebesar 502.000 kasus (WHO, 2006). Upaya terapi terhadap kanker payudara melalui pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi telah banyak dilakukan. Sampai saat ini kemoterapi merupakan terapi yang paling efektif untuk mengatasi penyakit kanker (Jhanwar et al., 2005), namun hasil yang diberikan masih belum memuaskan. Pengobatan dengan agen kemoterapi bersifat tidak selektif karena selain membunuh sel kanker, obat ini juga dapat merusak sel normal pada berbagai jaringan tubuh. Selain itu, juga sering timbul terjadinya resistensi agen kemoterapi (drug-resistence) (Wong et al., 2006).
Salah satu agen kemoterapi yang banyak digunakan untuk mengatasi kanker payudara dan dilaporkan mengalami insidensi resistensi adalah doxorubicin. Fenomena resistensi ini dapat menyebabkan menurunnya efek doxorubicin dan sensitivitas sel kanker pada terapi kanker payudara. Menurut Li et al. (2005) resistensi doxorubicin terjadi karena doxorubicin menginduksi fosforilasi dan aktivasi protein Akt pada sel kanker payudara MCF-7. Akt adalah protein yang berperan penting dalam pertumbuhan dan pertahanan sel melalui jalur PI3K/Akt. Penghambatan terhadap jalur PI3K/Akt dapat menginduksi terjadinya apoptosis. Apoptosis adalah kematian sel akibat induksi sel itu sendiri yang bertujuan untuk menghilangkan sel-sel yang mengalami kerusakan DNA. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu senyawa sebagai agen kombinasi yang dapat meningkatkan induksi apoptosis dan sensitivitas kanker payudara terhadap doxorubicin melalui penghambatan jalur PI3K/Akt.
Agen-agen yang digunakan dalam terapi kombinasi (ko-kemoterapi) dapat diperoleh dari bahan-bahan alam yang terdapat di Indonesia. Salah satu bahan alam yang memiliki prospek sebagai agen ko-kemoterapi adalah seledri. Seledri mengandung 4’,5,7,trhydroxyflavone (apigenin) yang merupakan senyawa flavonoid golongan flavon (Patel et al., 2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh Yin et al. (2001) menunjukkan bahwa apigenin dapat menghambat siklus sel pada fase G2/M pada sel kanker payudara MDA-MB231. Way et al. (2003) menyebutkan bahwa apigenin menekan jalur PI3K/Akt yang berperan dalam pertahanan sel kanker payudara melalui penghambatan fungsi Akt dengan menghambat secara langsung aktivitas PI3K. Dengan demikian diharapkan ekstrak air herba seledri dapat mengurangi resistensi dan menaikkan sensitivitas sel kanker payudara terhadap doxorubicin. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan produk seledri lebih sebagai agen ko-kemoterapi yang dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi dan menekan efek samping dari doxorubicin.

Minggu, 14 Maret 2010

TANAMAN KORO PEDANG


Tanaman koro pedang  secara botani terbagi kedalam tipe tegak berbiji putih dengan nama umum Jackbean (Canavalia ensiformis ( L.), dan tipe menjalar berbiji merah dikenal deagan swardbean (Canvalia gladiata ( Jack ). Keuntungan tanaman ini adalah: memiliki adaptasi yang luas pada lahan suboptimal, terutama pada lahan kering masam, mudah dibudidayakan secara tunggal atau tumpangsari, cepat menghasilkan biomasa untuk pupuk hijau  atau pakan, mengandung protein tinggi, dan bijinya  mengandung senyawa beracun toksik berupa Con – Canavalia A yang dapat diolah sebagai obat kanker pada industri farmasi.  Umur panjang 9-15 bulan dan tidak dapat dikonsumsi langung mungkin merupakan kelemahan tanaman koto pedang.  Hasil biji berkisar 1-4,5 tob ji kering/ha, tergantuung populasi dan teknik produksi dan lingkungan produksi lainnya.

Adanya senyawa selain Con. Canavalin A, yaitu: Canavalin B, enzyme urease dan asam amino Canavalin , serta kandungan proten tinggi sering digunalkan  dalam  industri farmasi, kosmetik dan pangan,  serta tersedianya  pasar dalam negeri seperti PT. Haldin Pasifik Semesta di Jakarta dan pabrik abon di Suarakarta merupakan  peluang  Agribisnis yang perlu dimanfaatkan, namun perlu promosi yang intensif.

PROIL DIY

Daerah Instimewa Yogyakarta

Wilayah ini adalah sebuah tujuan wisata yang penting di Indonesia setelah Bali. Kota ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa dengan kerajaan bersejarahnya. Selain itu Yogyakarta juga merupakan kota pendidikan karena adanya sekitar 123 macam institusi pendidikan di kota ini. Kota Yogyakarta sebagai Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai penduduk 451.118 jiwa (13,13 %) pada Tahun 2007 dan luas area 32,5 km2 (1,02%). Kota ini merupakan tujuan wisata yang terkenal yang didukung oleh perkembangan pertaniannya yang kuat dan juga produksi yang berorientasi ekspor.

Sebagai pusat dan kebudayaan dan kesenian Jawa Yogyakarta mempunyai berbagai atraksi wisata yang menarik seperti contohnya tari tradisional. Ini adalah alasan mengapa orang menganggap Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa. Selain itu, bagi mereka yang menyukai pegungungan, pantai, atau pemandangan yang indah, Kota Yogyakarta memberikan mereka banyak pilihan. Terkait dengan warisan budaya kuno yang disebutkan diatas, Kota Yogyakarta juga dianggap sebagai pusat kebudayaan karena adanya berbagai bangunan dan tempat bersejarah.

Geografi

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta dibagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat, dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Povinsi Jawa Tengah yng meliputi :

- Kabupaten Klaten disebelah Timur Laut

- Kabupaten Wonogiri disebelah Tenggara

- Kabupaten Purworejo di sebelah Barat

- Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.

Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari :

- Pegunungan Selatan dengan luas : ± 1.656,25 km2 dengan ketinggian : 150 - 700 m

- Gunung berapi merapi dengan luas : ± 582,81 km2 dengan ketinggian : 80 - 2.911m

- Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo dengan luas : ± 1215,62 km2 dengan ketinggian : 0 - 80 m

- Pegunungan Kulonprogo dan Dataran Rendah Selatan dengan luas : ± 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 - 572 m.

Posisi D.I. Yogyakarta yang terletak antara 7°.33¢ - 8°.12¢ Lintang Selatan dan 110°.00¢ - 110°.50¢ Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2), merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari :

- Kabutapaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 %)

- Kabutapaten Bantul, dengan luas 506,85 km2 (15,91 %)

- Kabutapaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km2 (46,63 %)

- Kabutapaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 %)

- Kata Yogyakarta, dengan luas 32,50 km2 (1,02 %).

Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional, dari 3.185,80

km2 luas D.I. Yogyakarta, 33,05 % merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09 % Regosol, 12,38 % Lathosol, 10,97 % Grumusol, 10,84 % Mediterm, 3,19 % Alluvial, dan 2,47 % adalah tanah jenis Rensina.

Adat dan Budaya

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu, mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang strategis, sehingga pada tanggal 4 Januari 1946 s/d tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paduka Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.

Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah, selalu terdapat didalam lingkungan istana Raja dan di daerah-daerah sekitarnya. Sebagai bekas suatu Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang tinggi dan bahkan merupakan pusat serta sumber seni budaya Jawa. Banyak peninggalan seni-budaya yang masih dapat disaksikan di monumen dan candi-candi, istana Sultan yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Kehidupan seni budaya di Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari dan kesenian lainnya. Nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta, terungkap pula pada bentuk arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal masyarakat di seluruh Indonesia. Seniman - seniman terkenal dan seniman besar yang ada di Indonesia saat ini, banyak yang dididik dan digembleng di Yogyakarta. Sederetan nama seperti Affandi, Bagong Kussudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, Wisnu Wardhana, Amri Yahya, Budiani, W.S. Rendra, Kusbini, Tjokrodjijo, Basijo, Kuswadji K, Sapto Hudoyo, Ny. Kartika dan lain-lain merupakan nama-nama yang ikut memperkuat peranan Yogyakarta sebagai Pusat Kebudayaan.

Transportasi tradisional di DIY berupa :

· Andong: alat transportasi tradisional berupa kreta kayu dengan empat roda yang ditarik satu atau dua ekor kuda, roda depan labih kecil dari pada roda belakangnya, supirnya disebut Kusir.

· Becak: alat transportasi becak merupakan kendaraan umum di Yogyakarta, beroda tiga dengan tempat duduk di depan dan pengayuh becaknya duduk dibelakang.

Ekonomi Provinsi

Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, perhitungan PDRB atas harga konstan, perekonomian Provinsi D.I.Y Tahun 2007 tumbuh sekitar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,70 % (angka diperbaiki).

Ekonomi D.I. Yogyakarta pada Tahun 2007 merupakan pertumbuhan positif dari seluruh sektor. Sektor pertambangan/penggalian mengalami pertumbuhan paling besar yaitu sebesar 9,69 %, disusul dengan sektor bangunan dan listrik/gas/air masing-masing sebesar 9,66 % dan 8,45 %.

Sektor keuangan, sektor angkutan/komunikasi, sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa tahun ini tumbuh positif sebesar 6,49 %, 6,45 % dan 5,06 % dan 3,61 %. Sedangkan pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian relatif kecil, tercatat sebesar 1,89 % dan 0,80 %.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Provinsi DIY pada Tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 32.916.736 juta dengan PDRB per kapita sebesar Rp 9.584.047 atau naik 10,77%.

Pada Tahun 2007, andil terbesar berasal dari sektor jasa-jasa sebesar 19,79 %, sektor perdagangan/hotel/restaurant, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan 19,22 %, 15,01 %, dan 13,06 %. Sektor bangunan, sektor angkutan/komunikasi, sektor keuangan tercatat sebesar 10,54 %, 10,08 % dan 9,69 %. Sedangkan sektor listrik/gas/air bersih dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan andil terkecil masing-masing 1,29 %, dan 0,79 % dari total PDRB harga berlaku.

Ekspor dan Impor

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY mencatat nilai Ekspor Provinsi DIY Tahun 2007 mencapai US$ 125,562 juta, turun 9,32 % dari Tahun 2006 sebesar US$ 138,473 juta. Sebagian besar volume produk diekspor melalui Tanjung Mas yakni sekitar 64,39 %. Komuditas ekspor didominasi oleh pakaian jadi, mebel, kayu masing-masing sebesar 27,40 % dan 20,79 %, sarung tangan kulit 8,41 %, kulit disamak 5,67 %. Andil kelima produk tersebut mencapai 67,60 % dari total nilai ekpor. Tujuan ekspor utama Provinsi DIY ke Amerika Serikat mencapai US$ 55,290 juta atau sekitar 44,03 %, disusul Perancis, Jepang, Spanyol, dan Itali 5,92 %, 4,83 %, 4,16 % dan 4, 15 %. Sisanya 36,91 % dari negara-negara lainnya.

Komuditas Impor Provinsi DIY mencapai US$ 42,623 juta terdiri dari mesin 55,15 %, tektil 10,73 %, kapas 8,74 %, bahan baku susu 8,57 %, polister 7,88%. Sisanya 8,93 % komuditas lainnya.

Nilai Impor yang terbesar berasal dari RRC US$ 25,779 juta atau 60,48 %.

Korea Selatan, New Zealand, Taiwan, Australia masing-masing sebesar 9,13 %, 44 %, 5,77 %, 5,05 %. Sisanya 11,93% dari negara-negara lainnya.

Upah Minimum dan Rata-rata

Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Upah Minimum Provinsi DIY untuk Tahun 2007 : sebesar Rp. 500.000, Tahun 2008 : Rp 586.000, dan Tahun 2009 : Rp. 700.000,-.

Industri-industri Utama

Berdasarkan Statistik, Provinsi DIY Tahun 2005 tercatat 367 unit industri turun 10,17 % dari tahun sebelumnya berjumlah 411 industri terdiri dari furniture/industri pengolahan (kode 36/37) sebanyak 97 unit usaha, barang galian bukan logam (kode 26) sebanyak 49 unit usaha, kayu/barang dari kayu (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman (kode 20) sebanyak 46 unit usaha. Dari status usahanya 43,32 % tidak memiliki badan hukum, 29,16 % berupa PT/NV, 15,53 % berupa CV dan lebihnya 11,98 % berbadan hukum lainnya. Jumlah industri kecil di DIY Tahun 2007 4.804 unit degan jumlah tenaga yang terserap 49.614 pekerja.

Infrastruktur

Jalan

Pada Tahun 2007 dari 249.333,41 km panjang jalan di Provinsi DIY, panjang jalan negara sekitar 0,13 %, panjang jalan Provinsi 0,46 % dan panjang jalan Kabupaten/Kota mencapai 99,41 %. Dengan jenis permukaan aspal 9,59 % dan 0,21 % tanah.

Menurut kondisi jalan 38,70% dalam kondisi baik, 42,74 % kondisi sedang, dan 18,48 % kondisi rusak. Kondisi jalan yang rusak sebagian besar terjadi di jalan-jalan Kabupaten/Kota.

Bandara

Tahun 2007 Bandara Adisucipto yang terletak 9 km dari Pusat Kota Yogyakarta dengan luas wilayah bandara 88.600 m2, jumlah pesawat datang tercatat 11.281 kali turun 2,15 %, dan jumlah pesawat berangkat tercatat 11.278 kali turun 2,14 % dari tahun sebelumnya sebanyak 11.525 kali. Jumlah penumpang datang naik 1.254.330 orang pada Tahun 2006 menjadi 1.280.265 orang pada Tahun 2007 naik 2,07 %. Demikian juga penumpang yang berangkat tercatat 1.269.009 orang atau naik sekitar 2,04 %. Sedangkan penumpang yang transit mengalami penurunan 27,49 % atau 49.275 penumpang. Dari penumpang berangkat dan datang sebagian besar berasal dari Jakarta 59,72 %, Denpasar 10,53 %, Surabaya 6,47 % dan sisanya 14,09 % berasal dari kota lain.

Pelabuhan

Penggunaan Tanjung Emas sebagai pintu ekspor DIY yang utama menunjukkan peningkatan selama 1998-2006, dari 56,54% tahun 1998 menjadi 70,23% pada tahun 2005. Peningkatan ini diikuti oleh pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Adisutjipto. Sementara penggunaan Tanjung Perak dan Soekarno-Hatta menurun.

Ada beberapa alasan mengapa para eksportir memilih moda transportasi tersebut. Hampir separuh menyatakan bahwa alasan mereka memilih moda transportasi tertentu karena biaya yang harus dibayarkan relatif murah, karena lebih aman dibandingkan dengan yang lain, dan kecepatan pengiriman menjadi syarat dalam memilih moda transportasi.

Ditetapkannya bandara udara Adisucipto sebagai International Airport membuka peluang bagi para pelaku bisnis di DIY dan sekitarnya untuk melakukan ekspor via udara.

Perhotelan

Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan bagi DIY dalam meningkatkan pendapatan daerah. Tahun 2007 tersedia 38 hotel bintang dengan 3.458 kamar dan 5.640 tempat tidur, 1.039 hotel melati dengan 11.307 kamar dan 17.459 tempat tidur. Tamu asing yang berkunjung ke Yogyakarta menginap rata-rata 2,67 hari, lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya 2,63 hari. Adapun tamu domestik rata-rata menginap selama 1,44 hari, lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya 1,35 hari. Tahun 2006 tingkat hunian kamar hotel naik dari 23,07 % menjadi 29,29 % pada Tahun 2007.Kondisi ini dikarenakan oleh kenaikan tingkat hunian kamar hotel berbintang dan non bintang masing-masing dari 37,86 % menjadi 45,85 % dan dari 19,51 % pada Tahun 2006 menjadi 24,18 % pada Tahun 2007.

Perawatan Kesehatan

Tahun 2007 sarana kesehatan yang tersedia di Provinsi DIY sebanyak 44 unit rumah sakit, 22 unit rumah bersalin, 35 unit balai pengobatan dan 118 unit puskesmas.

Perdagangan

Berdasarkan data dari Disperindagkop Tahun 2008, Provinsi DIY terdapat 5 pusat perbelanjaan (Mall), 283 supermarket/toko modern, 1 pasar tradisional yang bernama Pasar Beringharjo, dan 337 pasar tradisional lainnya

PROIL DIY

Daerah Instimewa Yogyakarta

Wilayah ini adalah sebuah tujuan wisata yang penting di Indonesia setelah Bali. Kota ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa dengan kerajaan bersejarahnya. Selain itu Yogyakarta juga merupakan kota pendidikan karena adanya sekitar 123 macam institusi pendidikan di kota ini. Kota Yogyakarta sebagai Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai penduduk 451.118 jiwa (13,13 %) pada Tahun 2007 dan luas area 32,5 km2 (1,02%). Kota ini merupakan tujuan wisata yang terkenal yang didukung oleh perkembangan pertaniannya yang kuat dan juga produksi yang berorientasi ekspor.

Sebagai pusat dan kebudayaan dan kesenian Jawa Yogyakarta mempunyai berbagai atraksi wisata yang menarik seperti contohnya tari tradisional. Ini adalah alasan mengapa orang menganggap Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa. Selain itu, bagi mereka yang menyukai pegungungan, pantai, atau pemandangan yang indah, Kota Yogyakarta memberikan mereka banyak pilihan. Terkait dengan warisan budaya kuno yang disebutkan diatas, Kota Yogyakarta juga dianggap sebagai pusat kebudayaan karena adanya berbagai bangunan dan tempat bersejarah.

Geografi

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta dibagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat, dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Povinsi Jawa Tengah yng meliputi :

- Kabupaten Klaten disebelah Timur Laut

- Kabupaten Wonogiri disebelah Tenggara

- Kabupaten Purworejo di sebelah Barat

- Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.

Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari :

- Pegunungan Selatan dengan luas : ± 1.656,25 km2 dengan ketinggian : 150 - 700 m

- Gunung berapi merapi dengan luas : ± 582,81 km2 dengan ketinggian : 80 - 2.911m

- Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo dengan luas : ± 1215,62 km2 dengan ketinggian : 0 - 80 m

- Pegunungan Kulonprogo dan Dataran Rendah Selatan dengan luas : ± 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 - 572 m.

Posisi D.I. Yogyakarta yang terletak antara 7°.33¢ - 8°.12¢ Lintang Selatan dan 110°.00¢ - 110°.50¢ Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2), merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari :

- Kabutapaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 %)

- Kabutapaten Bantul, dengan luas 506,85 km2 (15,91 %)

- Kabutapaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km2 (46,63 %)

- Kabutapaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 %)

- Kata Yogyakarta, dengan luas 32,50 km2 (1,02 %).

Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional, dari 3.185,80

km2 luas D.I. Yogyakarta, 33,05 % merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09 % Regosol, 12,38 % Lathosol, 10,97 % Grumusol, 10,84 % Mediterm, 3,19 % Alluvial, dan 2,47 % adalah tanah jenis Rensina.

Adat dan Budaya

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu, mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang strategis, sehingga pada tanggal 4 Januari 1946 s/d tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paduka Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.

Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah, selalu terdapat didalam lingkungan istana Raja dan di daerah-daerah sekitarnya. Sebagai bekas suatu Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang tinggi dan bahkan merupakan pusat serta sumber seni budaya Jawa. Banyak peninggalan seni-budaya yang masih dapat disaksikan di monumen dan candi-candi, istana Sultan yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Kehidupan seni budaya di Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari dan kesenian lainnya. Nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta, terungkap pula pada bentuk arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal masyarakat di seluruh Indonesia. Seniman - seniman terkenal dan seniman besar yang ada di Indonesia saat ini, banyak yang dididik dan digembleng di Yogyakarta. Sederetan nama seperti Affandi, Bagong Kussudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, Wisnu Wardhana, Amri Yahya, Budiani, W.S. Rendra, Kusbini, Tjokrodjijo, Basijo, Kuswadji K, Sapto Hudoyo, Ny. Kartika dan lain-lain merupakan nama-nama yang ikut memperkuat peranan Yogyakarta sebagai Pusat Kebudayaan.

Transportasi tradisional di DIY berupa :

· Andong: alat transportasi tradisional berupa kreta kayu dengan empat roda yang ditarik satu atau dua ekor kuda, roda depan labih kecil dari pada roda belakangnya, supirnya disebut Kusir.

· Becak: alat transportasi becak merupakan kendaraan umum di Yogyakarta, beroda tiga dengan tempat duduk di depan dan pengayuh becaknya duduk dibelakang.

Ekonomi Provinsi

Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, perhitungan PDRB atas harga konstan, perekonomian Provinsi D.I.Y Tahun 2007 tumbuh sekitar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,70 % (angka diperbaiki).

Ekonomi D.I. Yogyakarta pada Tahun 2007 merupakan pertumbuhan positif dari seluruh sektor. Sektor pertambangan/penggalian mengalami pertumbuhan paling besar yaitu sebesar 9,69 %, disusul dengan sektor bangunan dan listrik/gas/air masing-masing sebesar 9,66 % dan 8,45 %.

Sektor keuangan, sektor angkutan/komunikasi, sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa tahun ini tumbuh positif sebesar 6,49 %, 6,45 % dan 5,06 % dan 3,61 %. Sedangkan pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian relatif kecil, tercatat sebesar 1,89 % dan 0,80 %.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Provinsi DIY pada Tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 32.916.736 juta dengan PDRB per kapita sebesar Rp 9.584.047 atau naik 10,77%.

Pada Tahun 2007, andil terbesar berasal dari sektor jasa-jasa sebesar 19,79 %, sektor perdagangan/hotel/restaurant, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan 19,22 %, 15,01 %, dan 13,06 %. Sektor bangunan, sektor angkutan/komunikasi, sektor keuangan tercatat sebesar 10,54 %, 10,08 % dan 9,69 %. Sedangkan sektor listrik/gas/air bersih dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan andil terkecil masing-masing 1,29 %, dan 0,79 % dari total PDRB harga berlaku.

Ekspor dan Impor

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY mencatat nilai Ekspor Provinsi DIY Tahun 2007 mencapai US$ 125,562 juta, turun 9,32 % dari Tahun 2006 sebesar US$ 138,473 juta. Sebagian besar volume produk diekspor melalui Tanjung Mas yakni sekitar 64,39 %. Komuditas ekspor didominasi oleh pakaian jadi, mebel, kayu masing-masing sebesar 27,40 % dan 20,79 %, sarung tangan kulit 8,41 %, kulit disamak 5,67 %. Andil kelima produk tersebut mencapai 67,60 % dari total nilai ekpor. Tujuan ekspor utama Provinsi DIY ke Amerika Serikat mencapai US$ 55,290 juta atau sekitar 44,03 %, disusul Perancis, Jepang, Spanyol, dan Itali 5,92 %, 4,83 %, 4,16 % dan 4, 15 %. Sisanya 36,91 % dari negara-negara lainnya.

Komuditas Impor Provinsi DIY mencapai US$ 42,623 juta terdiri dari mesin 55,15 %, tektil 10,73 %, kapas 8,74 %, bahan baku susu 8,57 %, polister 7,88%. Sisanya 8,93 % komuditas lainnya.

Nilai Impor yang terbesar berasal dari RRC US$ 25,779 juta atau 60,48 %.

Korea Selatan, New Zealand, Taiwan, Australia masing-masing sebesar 9,13 %, 44 %, 5,77 %, 5,05 %. Sisanya 11,93% dari negara-negara lainnya.

Upah Minimum dan Rata-rata

Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Upah Minimum Provinsi DIY untuk Tahun 2007 : sebesar Rp. 500.000, Tahun 2008 : Rp 586.000, dan Tahun 2009 : Rp. 700.000,-.

Industri-industri Utama

Berdasarkan Statistik, Provinsi DIY Tahun 2005 tercatat 367 unit industri turun 10,17 % dari tahun sebelumnya berjumlah 411 industri terdiri dari furniture/industri pengolahan (kode 36/37) sebanyak 97 unit usaha, barang galian bukan logam (kode 26) sebanyak 49 unit usaha, kayu/barang dari kayu (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman (kode 20) sebanyak 46 unit usaha. Dari status usahanya 43,32 % tidak memiliki badan hukum, 29,16 % berupa PT/NV, 15,53 % berupa CV dan lebihnya 11,98 % berbadan hukum lainnya. Jumlah industri kecil di DIY Tahun 2007 4.804 unit degan jumlah tenaga yang terserap 49.614 pekerja.

Infrastruktur

Jalan

Pada Tahun 2007 dari 249.333,41 km panjang jalan di Provinsi DIY, panjang jalan negara sekitar 0,13 %, panjang jalan Provinsi 0,46 % dan panjang jalan Kabupaten/Kota mencapai 99,41 %. Dengan jenis permukaan aspal 9,59 % dan 0,21 % tanah.

Menurut kondisi jalan 38,70% dalam kondisi baik, 42,74 % kondisi sedang, dan 18,48 % kondisi rusak. Kondisi jalan yang rusak sebagian besar terjadi di jalan-jalan Kabupaten/Kota.

Bandara

Tahun 2007 Bandara Adisucipto yang terletak 9 km dari Pusat Kota Yogyakarta dengan luas wilayah bandara 88.600 m2, jumlah pesawat datang tercatat 11.281 kali turun 2,15 %, dan jumlah pesawat berangkat tercatat 11.278 kali turun 2,14 % dari tahun sebelumnya sebanyak 11.525 kali. Jumlah penumpang datang naik 1.254.330 orang pada Tahun 2006 menjadi 1.280.265 orang pada Tahun 2007 naik 2,07 %. Demikian juga penumpang yang berangkat tercatat 1.269.009 orang atau naik sekitar 2,04 %. Sedangkan penumpang yang transit mengalami penurunan 27,49 % atau 49.275 penumpang. Dari penumpang berangkat dan datang sebagian besar berasal dari Jakarta 59,72 %, Denpasar 10,53 %, Surabaya 6,47 % dan sisanya 14,09 % berasal dari kota lain.

Pelabuhan

Penggunaan Tanjung Emas sebagai pintu ekspor DIY yang utama menunjukkan peningkatan selama 1998-2006, dari 56,54% tahun 1998 menjadi 70,23% pada tahun 2005. Peningkatan ini diikuti oleh pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Adisutjipto. Sementara penggunaan Tanjung Perak dan Soekarno-Hatta menurun.

Ada beberapa alasan mengapa para eksportir memilih moda transportasi tersebut. Hampir separuh menyatakan bahwa alasan mereka memilih moda transportasi tertentu karena biaya yang harus dibayarkan relatif murah, karena lebih aman dibandingkan dengan yang lain, dan kecepatan pengiriman menjadi syarat dalam memilih moda transportasi.

Ditetapkannya bandara udara Adisucipto sebagai International Airport membuka peluang bagi para pelaku bisnis di DIY dan sekitarnya untuk melakukan ekspor via udara.

Perhotelan

Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan bagi DIY dalam meningkatkan pendapatan daerah. Tahun 2007 tersedia 38 hotel bintang dengan 3.458 kamar dan 5.640 tempat tidur, 1.039 hotel melati dengan 11.307 kamar dan 17.459 tempat tidur. Tamu asing yang berkunjung ke Yogyakarta menginap rata-rata 2,67 hari, lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya 2,63 hari. Adapun tamu domestik rata-rata menginap selama 1,44 hari, lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya 1,35 hari. Tahun 2006 tingkat hunian kamar hotel naik dari 23,07 % menjadi 29,29 % pada Tahun 2007.Kondisi ini dikarenakan oleh kenaikan tingkat hunian kamar hotel berbintang dan non bintang masing-masing dari 37,86 % menjadi 45,85 % dan dari 19,51 % pada Tahun 2006 menjadi 24,18 % pada Tahun 2007.

Perawatan Kesehatan

Tahun 2007 sarana kesehatan yang tersedia di Provinsi DIY sebanyak 44 unit rumah sakit, 22 unit rumah bersalin, 35 unit balai pengobatan dan 118 unit puskesmas.

Perdagangan

Berdasarkan data dari Disperindagkop Tahun 2008, Provinsi DIY terdapat 5 pusat perbelanjaan (Mall), 283 supermarket/toko modern, 1 pasar tradisional yang bernama Pasar Beringharjo, dan 337 pasar tradisional lainnya