Powered By Blogger

Senin, 15 Maret 2010

Minuman Instan Seledri : Penunjang Terapi Kanker Praktis dan Ekonomis

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker penyebab kematian di dunia setelah kanker paru-paru, perut, hepar, dan kolon dengan insidensi sebesar 502.000 kasus (WHO, 2006). Upaya terapi terhadap kanker payudara melalui pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi telah banyak dilakukan. Sampai saat ini kemoterapi merupakan terapi yang paling efektif untuk mengatasi penyakit kanker (Jhanwar et al., 2005), namun hasil yang diberikan masih belum memuaskan. Pengobatan dengan agen kemoterapi bersifat tidak selektif karena selain membunuh sel kanker, obat ini juga dapat merusak sel normal pada berbagai jaringan tubuh. Selain itu, juga sering timbul terjadinya resistensi agen kemoterapi (drug-resistence) (Wong et al., 2006).
Salah satu agen kemoterapi yang banyak digunakan untuk mengatasi kanker payudara dan dilaporkan mengalami insidensi resistensi adalah doxorubicin. Fenomena resistensi ini dapat menyebabkan menurunnya efek doxorubicin dan sensitivitas sel kanker pada terapi kanker payudara. Menurut Li et al. (2005) resistensi doxorubicin terjadi karena doxorubicin menginduksi fosforilasi dan aktivasi protein Akt pada sel kanker payudara MCF-7. Akt adalah protein yang berperan penting dalam pertumbuhan dan pertahanan sel melalui jalur PI3K/Akt. Penghambatan terhadap jalur PI3K/Akt dapat menginduksi terjadinya apoptosis. Apoptosis adalah kematian sel akibat induksi sel itu sendiri yang bertujuan untuk menghilangkan sel-sel yang mengalami kerusakan DNA. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu senyawa sebagai agen kombinasi yang dapat meningkatkan induksi apoptosis dan sensitivitas kanker payudara terhadap doxorubicin melalui penghambatan jalur PI3K/Akt.
Agen-agen yang digunakan dalam terapi kombinasi (ko-kemoterapi) dapat diperoleh dari bahan-bahan alam yang terdapat di Indonesia. Salah satu bahan alam yang memiliki prospek sebagai agen ko-kemoterapi adalah seledri. Seledri mengandung 4’,5,7,trhydroxyflavone (apigenin) yang merupakan senyawa flavonoid golongan flavon (Patel et al., 2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh Yin et al. (2001) menunjukkan bahwa apigenin dapat menghambat siklus sel pada fase G2/M pada sel kanker payudara MDA-MB231. Way et al. (2003) menyebutkan bahwa apigenin menekan jalur PI3K/Akt yang berperan dalam pertahanan sel kanker payudara melalui penghambatan fungsi Akt dengan menghambat secara langsung aktivitas PI3K. Dengan demikian diharapkan ekstrak air herba seledri dapat mengurangi resistensi dan menaikkan sensitivitas sel kanker payudara terhadap doxorubicin. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan produk seledri lebih sebagai agen ko-kemoterapi yang dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi dan menekan efek samping dari doxorubicin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar